Sistem
Tata Cahaya
Sistem tata cahaya dalam bangunan hotel merupakan salah satu
elemen dasar yang harus disediakan dengan tujuan untuk:
- Penerangan
dalam ruangan,
- Komponen
desain interior dan estetika,
- Kesehatan
dan keselamatan,
- Penerangan
luar ruangan dan navigasi (signage).
Prinsip penataan dan manajemen sistem tata cahaya di bangunan
hotel perlu mengedepankan tata cahaya yang menarik namun efektif dan efisien
untuk memenuhi ke-empat tujuan tersebut. Dengan penerapan sistem kontrol
pencahayaan dan teknologi yang baik, penggunaan energi untuk sistem tata cahaya
dapat dihemat hingga 50% dari kondisi umum yang ditemui di mayoritas hotel di
Indonesia saat ini.
Kaitan Sistem Tata Cahaya
Dengan Pemakaian Energi
Faktor estetika di bangunan hotel cenderung menyebabkan penggunaan
lampu-lampu baik untuk penerangan dan desain interior yang berlebihan, dalam
arti melebihi standar minimum pencahayaan sebagaimana di atur dalam SNI (03-
6197-2011 tentang Konservasi energi sistem pencahayaan pada bangunan gedung). Perlu diingat, bahwa untuk mendapatkan
pencahayaan yang efisien dan sesuai dengan fungsi ruangan tanpa mengurangi tingkat
kenyamanan, diperlukan sistem pencahayaan dengan nilai efikasi
(Lumens/watt) tinggi. Pemilihan lampu yang hanya berdasarkan pada daya
(watt) yang rendah tidak serta merta menjadikan sistem tata cahaya yang efektif
dan efisien, jika tanpa mempertimbangkan tingkat pencahayaan yang dihasilkan.
Berikut ini adalah tingkat pencahayaan minimum untuk hotel dan
restaurant berdasarkan fungsi-fungsi ruangan:
FUNGSI RUANGAN
|
TINGKAT PENCAHAYAAN
(LUX)
|
TEMPERATURE WARNA
|
||
WARM
<3.300K
|
WARM WHITE
3.300 – 5.300K
|
COOL DAYLIGHT
>5.300K
|
||
Hotel
& Restaurant
|
||||
Ruang
Receptionist & Kasir
|
300
|
X
|
X
|
|
Lobby
|
350
|
X
|
X
|
|
Ruang
Serba guna
|
200
|
X
|
X
|
|
Uang rapat
|
300
|
X
|
X
|
|
Ruang
makan
|
250
|
X
|
X
|
|
Kafetaria
|
200
|
X
|
X
|
|
Kamar
tidur
|
150
|
X
|
||
Koridor
|
100
|
X
|
X
|
|
dapur
|
300
|
X
|
X
|
|
Back
Office
|
300
|
X
|
Jenis lampu menjadi faktor kedua yang mempengaruhi tingkat
pemakaian energi, dengan parameter penting diantaranya tingkat efisiensi, ketahanan/umur
lampu, kandungan merkuri, warna lampu, dan lain lain.
Lampu Pijar.
Ini adalah jenis lampu yang sangat umum digunakan, karena harganya
yang murah. Efisiensi dari lampu ini sangat rendah dan hampir 85 % daya yang
digunakan oleh lampu ini diubah menjadi panas. Selain itu umur dari lampu
ini juga rendah berkisar antara 750 - 2000 jam.
lampu hemat energi CFL |
Lampu fluorescent (Lampu TL).
Lampu berbentuk tabung ini memiliki efisiensi tinggi dan ketahanan yang cukup baik, yaitu hampir 20,000 jam. Namun, lampu ini membutuhkan alat balas yang juga memerlukan tambahan daya. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan menggunakan balas elektronik.
Lampu berbentuk tabung ini memiliki efisiensi tinggi dan ketahanan yang cukup baik, yaitu hampir 20,000 jam. Namun, lampu ini membutuhkan alat balas yang juga memerlukan tambahan daya. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan menggunakan balas elektronik.
lampu TL |
Lampu ini serupa dengan lampu pijar, namun dengan umur pakai yang lebih lama, hingga 3,000 jam. Lampu ini menghasilkan warna khusus dan umumnya digunakan di tempat yang membutuhkan pencahayaan yang lebih terang dengan warna khusus.
lampu halogen |
High Intensity Discharge (HID).
Tipe lampu ini banyak digunakan untuk diluar ruangan seperti area
taman, parkir, gudang, dan lain-lain. Lampu jenis ini memiliki lumen tinggi
(Bahkan lebih tinggi dari LED) namun membutuhkan waktu untuk mencapainya dan
memiliki umur pakai yang lebih rendah (berkisar antara 10,000 – 25,000 jam).
lampu HID |
LED.
Ini adalah jenis lampu yang paling efisien yang tersedia di
pasaran, dengan umur hingga 50,000 jam. Lampu ini sangat direkomendasikan untuk
digunakan di hotel-hotel.
lampu LED |
Untuk
memilih lampu yang efisien, perlu mempertimbangkan nilai lumen/watt (lpw) yaitu
tingkat keterangan cahaya (lumen) dibandingkan dengan daya listrik (watt).
Semakin
tinggi nilai lpw, maka semakin efisien lampu tersebut. Sebagai contoh :
Untuk menghasilkan 600 lumen cahaya,
- lampu pijar
membutuhkan daya 60 watt
- lampu CFL
membutuhkan daya hanya 13 watt
- lampu LED hanya
membutuhkan daya 6 watt.
Kinerja Sistem Tata Cahaya di Hotel Anda Sudah Efisien?
Pengukuran dan observasi menjadi cara yang paling ideal untuk
menilai tingkat efisiensi sistem tata cahaya di bangunan hotel.
- Tingkat cahaya dapat diukur dengan alat Luxmeter, dengan posisi pengukuran pada bidang kerja dengan ketinggian 75 – 90 cm dari atas permukaan tanah, atau diletakan diatas permukaan meja sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Dalam melakukan pengukuran tingkat cahaya, operator harus menggunakan baju yang berwarna gelap dan tidak bersifat reflektif untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran cahaya.
- Observasi terhadap jenis dan jumlah lampu yang ada dapat memberikan gambaran potensi penghematan jika dilakukan penggantian lampu tersebut dengan jenis teknologi terkini yang lebih efisien, misalnya lampu LED untuk saat ini.
Alternatif Penghematan Energi pada Sistem Tata Cahaya
Promosi Penghematan Pemakaian Lampu (misalnya: switch off policy)
Mempromosikan
penghematan penggunaan lampu dengan mematikan lampu apabila tidak digunakan
adalah usaha penghematan dengan dana yang sangat kecil. Ini dapat dilakukan
dengan meningkatkan kesadaran staf dan tamu hotel dengan pemasangan stiker dan
poster di dekat tombol lampu. Lampu pada daerah yang tidak digunakan harus
dimatikan, tentunya juga harus mengacu pada standar kesehatan dan keselamatan
khususnya pada daerah koridor dan tangga.
Pemeliharaan Sistem Pencahayaan
Sistem
pencahayaan sangat penting untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi tamu,
maka menjadi sangat penting untuk melakukan pemeliharaan kaca, lubang cahaya
dan rumah lampu agar tetap bersih. Tanpa pemeliharaan yang baik, tingkat
penerangan lampu bisa turun hingga 30% dalam 2-3 tahun. Staf hotel juga harus
melaporkan dan melakukan penggantian apabila ada lampu yang mati dan
bermasalah. Ini akan membantu memelihara tingkat cahaya, standar kenyamanan,
kesehatan dan keamanan bagi tamu dan staf hotel. Dalam pemeliharaan juga harus
dilakukan pengecekan terhadap sensorsensor pada sistem pencahayaan.
Pemasangan Lampu Hemat Energi
Melakukan
penggantian lampu pijar standar dengan lampu swabalas (CFL) dapat menghemat
pemakaian listrik hingga 60 %, mengurangi panas lampu dan lebih tahan lama 8 –
10 kali. Bahkan penggantian dengan lampu LED dapat menghemat daya listrik
hingga 80% dan dapat bertahan hingga 50,000 jam pemakaian. Pemakaian lampu LED
juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena lampu LED tidak mengandung
zat Merkuri yang berbahaya.Beberapa manfaat penggunaan lampu LED (lampu dengan
teknologi paling efisien saat ini):
- Umur yang panjang
- Kebutuhan daya lebih rendah untuk tingkat pencahayaan yang sama dibandingkan lampu jenis lain (pijar, CFL, dll)
- Tanpa mengandung merkuri
- Fleksibel desain
- Dapat digunakan pada kondisi temperatur ekstrim
Penggantian Balas Konvensional (Magnetic) dengan Balas Electronik
Lampu
yang menggunakan balas magnetik menggunakan energi 30% lebih besar dari nilai
daya yang tertera pada lampu tersebut akibat rugi-rugi balas (losses).
Penggunaan balas elektronik dapat mengurangi penggunaan energi sampai 27%
dibandingkan penggunaan balas konvensional. Dengan kemajuan teknologi, balas
elektronik dilengkapi dengan control dimming.
Pemasangan sensor pencahayaan
Pemasangan
sensor pencahayaan untuk memastikan lampu hanya beroperasi ketika ada seseorang
disana dapat melakukan penghematan daya listrik hingga 30 – 50 %. Sensor juga
dapat digunakan untuk menurunkan tingkat cahaya di koridor ketika tidak ada
tamu. Pengaturan tingkat cahaya minimum tetap harus mengacu pada standar
kesehatan dan keamanan.
Pertimbangkan untuk melakukan pemasangan sensor okupansi yang
terhubung dengan sistem control yang terintegrasi. Pada beberapa sistem,
pengontrolan sistem dapat dilakukan dari front desk yang memungkinkan sistem
menyala ketika tamu tiba.
Sistem lain juga dapat diaktifkan pada kunci akses kamar yang
aktif pada saat tamu memasuki ruangan kamar.
Berikut
ini adalah jenis-jenis sensor yang dapat dipasangkan pada sistem pencahayaan:
KARAKTERISTIK
|
TIMER
|
PHOTOCELLS
|
SENSOR GERAKAN
|
OCCUPANCY SENSOR
|
VACANCY SENSOR
|
Mekanisme
Nyala
|
Diatur waktu
|
Otomatis
|
Otomatis
|
Otomatis
|
Manual
|
Input
|
Kisaran waktu
|
Tingkat Lux
|
Gerak signifikan
|
Gerakan detail
|
Gerakan signifikan/detail
|
Mekanisme
mati
|
Diatur waktu
|
Auto
|
Auto
|
Auto
|
Auto
|
Sesitifitas
|
Tidak tersedia
|
Bervariasi
|
Rendah-Menengah
|
Tinggi
|
Bervariasi
|
harga
|
Murah
|
Murah
|
Murah
|
Mahal
|
Bervariasi
|
aplikasi
|
|||||
Luar ruangan
|
Y
|
Y
|
Y
|
N
|
X
|
Basement
|
N
|
N
|
Y
|
Y
|
X
|
Koridor
|
N
|
N
|
Y
|
N
|
X
|
Kamar tamu
|
N
|
Y / N
|
Y
|
Y
|
Y
|
Restaurant
|
N
|
X
|
Y
|
Y
|
Y
|
Dapur
|
N
|
X
|
Y
|
Y
|
Y
|
Gym
|
N
|
X
|
Y
|
Y
|
Y
|
Toilet
|
N
|
X
|
Y
|
Y
|
Y
|
Pengaturan control pemakaian lampu menggunakan key-tag (kombinasi
dengan sistem tata udara)
Saat ini, banyak hotel yang telah menerapkan sistem key-tag untuk
kunci kamar sekaligus untuk kontrol pemakaian energi, terkait dengan sistem
tata cahaya dan tata udara dalam kamar. Kunci penghematan energi dari sistem
kontrol ini adalah pengaturan berapa banyak lampu yang diatur otomatis menyala
saat key-tag dipasang, serta berapa lama jeda waktu yang diperlukan untuk semua
sistem dalam kamar mati secara otomatis setelah key-tag dicabut. Sesuaikan
pengaturan berdasarkan target penghematan yang diharapkan, tanpa mengganggu
kenyamanan tamu.
Investasi Program
Penghematan Energi Sistem Tata Cahaya
Cara Penghematan
Ebnergi
|
No Cost
|
Low Cost
|
Medium to High Cost
|
|
1
|
Mematikan lampu
apabila sedang tidak diperlukan dan pada area yang masih terkena cahaya
alami.
|
|||
2
|
Menjaga kebersihan
lampu.
|
|||
3
|
Hindari penerangan suatu
area secara berlebihan.
|
|||
4
|
Pilih lampu dengan
umur yang lebih panjang, untuk mengurangi biaya pemeliharaan.
|
|||
5
|
Promosi Penghematan
Pemakaian Lampu (misalnya: switch off policy)
|
|||
6
|
Pemeliharaan Sistem
Pencahayaan
|
|||
7
|
Pemasangan Lampu
Hemat Energi
|
|||
8
|
Penggantian Balas
Konvensional (Magnetic) dengan Balas Elektronik
|
|||
9
|
Pemasangan sensor
pencahayaan
|
|||
10
|
Pengaturan control
pemakaian lampu menggunakan key-tag (kombinasi dengan sistem tata udara)
|
Retrofit Lampu Hemat Energi Mencapai Penghematan Tinggi dengan Skema
Investasi Rendah yang Ditawarkan oleh Supplier.
Nusa Dua Beach Hotel, Juli 2014. Program penggantian seluruh lampu pijar
di semua area di hotel berbintang 5 di Bali ini mengusung skema Energy
Performance Contract dengan supplier lampu hemat energi. Berdasarkan audit yang
dilakukan oleh supplier dan tim engineering (Bapak Agung Udayana), kegiatan
tersebut berpotensi menurunkan penggunaan energi listrik sebesar 1,877,589 kWh
atau berkontribusi terhadap penghematan biaya energi sebesar Rp. 1,999,217,703
per tahun. Beberapa tips dalam pelaksanaan retrofit lampu hemat energi adalah:
- Pastikan supplier memberikan garansi lampu dalam waktu panjang (minimal 5 tahun)
- Pastikan bahwa spesifikasi lampu hemat energi yang ditawarkan menyerupai spesifikasi lampu awal (warna, lux, dll), dengan daya yang lebih rendah
- Pastikan proses penggantian lampu secara bertahap tidak akan mengganggu aktifitas perhotelan.
Hotel Nusa Dua Beach, Bali, merupakan hotel berbintang 5 yang dibangun
pada tahun 1983 dengan total luas bangunan yang dikondisikan dengan pendingin
udara sebesar 35.887 m2 .
Pada tahun pelaksanaan program, Hotel tersebut memiliki total 353 kamar
tamu dengan tingkat okupansi rata-rata sebesar 63%.